Sampai dengan akhir tahun 2012, laju inflasi di negara ini terus melaju laksana
aliran kali Ciliwung yang membuat banjir beberapa daerah di kota Jakarta. Boleh
dibilang inflasi negara ini paling tinggi, dibandingkan dengan negara-negara
tetangga kita. Pemerintah mengakui adanya inflasi itu, tetapi pengakuan itu
tidak sepenuhnya. Sebagaimana yang diakui oleh pemerintah inflasi yang terjadi
hanya 5 % nan. Mengapa saya bilang pemerintah tidak sepenuhnya dalam mengakui
besarnya inflasi yang terjai ? Alasannya sudah jelas, real inflasi yang terjadi
sehari-hari. Inflasi yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia, jauh lebih besar
dari angka 5 % seperti yang diakui pemerintah. Berapa besar inflasi yang real,
tidak pernah dipublis kepada publik. Semua orang seakan bungkam terhadap hal
tersebut, bahkan para pengamat ekonomipun. Semua lebih memilih diam seribu
bahasa, menyisakan tanda tanya dalam benak saya.
Lalu apa bukti lainnya kalau laju inflasi jauh lebih besar dari 5 %? Salah satu
bukti lainnya adalah gejolak buruh, di mana buruh beberapa kali meminta
kenaikan UMP. Sampai pada akhirnya UMP dinaikkan dari 1,3 Jt menjadi 1,7 Jt,
kemudian menjadi 2,2 Jt untuk di daerah Jakarta. Kalau kita lihat dari kenaikan
UMP, dulu dengan UMP 1.3 Jt para buruh masih bisa hidup berkecukupan. Akhirnya karena
inflasi 1.3 Jt, ini tidak cukup lagi, buruhpun minta dinaikan menjadi 1,7 Jt.
Kemudian 1,7 ini pun tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
kerena tingginya laju inflasi. Akhirnya, di peenghujung tahun 2012, buruh meminta
agar UMP dinaikkan menjadi 2,2 Jt. Apa artinya buruh meminta kenaikan UMP dari
1,3 Jt menjadi 2,2 ? itu adalah gambaran inflasi yang sesungguhnya. Dari kurun
waktu 2011-2012, terjadi kenaikan kebutuhan hidup sebesar 800 ribu (2,2 Jt- 1,3
Jt). Kalau saya boleh berpendapat sebagai rakyat kecil, selama tahun 2012, sudah
terjadi inflasi sebesar 60, 05 %, oleh sebab itu tidak mungkin bila laju
inflasinya hanya 5 %. Hitung-hitungan ini mungkin masih jauh dari benar, tetapi
cukup mengambarkan kalau inflasi yang dirasakan masyarakat jauh lebih besar
dari yang dikatakan pemerintah.
Para penguasa yang berkepentingan, dengan bangga mengatakan kalau pertumbuhan
ekonomi terus membaik, angka kemiskinan terus menurun, inflasi masih pada tahap
sewajarnya. Padahal, pada kenyataannya apa yang dirasakan masyarakat,
berkebalikan dengan apa yang dikatakan pemerintah. Pertumbuhan ekonomi mungkin
ada, tapi tidak merata, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Saya
rasa pemerintah selama ini dalam menetapkan nilai sesuatu, hanya menggunkan
indikator kepentingan, kepentingan politik. Mungkin tujuannya, untuk membuat
seolah-olah pemerintah memiliki kinerja yang bagus, dengan mengorbankan nasib
rakyat kecil. Lebih tidak masuk akal lagi, hampir tidak ada para pengamat
ekonomi yang berbicara mengenai inflasi ini. Kalau saja isu politu, hukum, kekerasan,
semua pada ribut. Saya berharap ada para ekonom yang akan angkat bicara soal
inflasi ini. Supaya masyarakat tidak terus-terusan dibohogi dan dibodohi. Salam
damai....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar