Hingga Februari 2014 lifting minyak dan gas bumi nasional
hanya mencapai 2,01 juta barel setara minyak per hari atau 4,6% di bawah target
yang ditentukan dalam APBN 2014 sebesar 2,1 juta barel setara minyak per hari.
Johanes Widjonarko, Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja
Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan
lifting migas itu terdiri dari lifting minyak bumi yang mencapai 779.600 barel
per hari, dan lifting gas 6.897 juta standar kaki kubik per hari (million
standard cubic feet per day/MMscfd).
“Lifting minyak bumi dan gas itu masih lebih rendah dari
target APBN, di mana lifting minyak dipatok 870.000 barel per hari, dan gas
6.939 MMscfd,” katanya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/2).
Widjonarko menuturkan rendahnya lifting migas itu disebabkan
anjloknya produksi pada awal tahun ini. Hingga 12 februari 2014, produksi
minyak mencapai 790.300 barel per hari, sedangkan gas 8.196 MMscfd.
Menurutnya, buruknya cuaca beberapa waktu lalu menjadi
faktor utama rendahnya produksi pada awal tahun ini. Putusnya hawser floating
storage offloading (FSO) Cinta Natomas membuat negara kehilangan potensi produksi
7.300 barel per hari, kebocoran hose FSO Albherka juga menghilangkan potensi
produksi hingga 3.900 barel per hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar