Ketika aku berlari ke atas gunung
untuk mencari apa tujuan hidupku, ada panas lahar yang memberiku energi baru. Ketika aku turun menyeberangi sungai,
ada derasnya arus sebagai energi yang coba aku lawan. Ketika aku duduk untuk merangkai
angan, ada humbusan angin menerpaku dan memberikan tambahan enegi. Ketika aku berdiri
bangkit, siap untuk mewujudkan anganku ada panas cahaya mentari kurasakan menambah
energiku. Ketika aku berlayar, menjelajahi luasnya samudra untuk mewujudkan
anganku, ada arus pasang surut laut, ada panas laut yang kurasakan, dan sekali,
itu memberiku energi. Sungguh negeri yang penuh dengan sumber energi.
Tetapi kenapa untuk mendapatkan energi
kami harus membayar dengan sangat mahal?
Kenapa Negara kita harus bergantung dengan BBM? Kenapa kau paksa kami
menggunakan sumber energi yang tidak kami miliki, sedang disekeling kami ada
banyak sekali sumber energi? Kenapa tidak
Bapak-bapak bantu dan ajari kami untuk menggunakan sumber energi disekeliling
kami. Kami memang kadang takut ketika ada proyek sumber energy baru, takut
hutan kami rusak, takut gunung-gunung meletus, takut kampung menjadi lautan
lumpur. Tetapi jika Bapak ibu beri penjelasan yang baik, kami bisa mengerti dan
kami akan senang. Daripada kami harus menggunakan energy yang tidak kami miliki,
harganya mahal, dan sengaja dibikin lebih mahal, agar teman-teman Bapak/Ibu dapat
meraup keuntungan lebih besar.
Cobalah wahai Bapak-bapak, bekerjalah lebih berat sedikit, bekerjalah untuk kami rakyat kecil. Jangan hanya membohongi kami, kami memang bodoh, tetapi bukan berarti kami tidak tau sama sekali kalu Bapak-Bapak tidak bekerja untuk kepentingan kami. Haruskah kami marah dan meminta dengan paksa, kami harap itu bukan pilihan yang harus kami lakukan. Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan rakyat. Artinya, kami berhak mendapat kan yang seharusnya kami dapatkan. Dengan banyaknya kekayaan alam, sebagai sumber energi, kami behak mendapatkan energi yang murah.