50 ribu mobil murah yang siap dijual, aturan soal mobil murah hemat
energi atau low cost green car (LCGC) sudah disetujui pemerintah. Saat ini
hanya pabrikan mobil Toyota dan Daihatsu yang sudah siap memproduksi mobil
murah. Sementara produsen mobil lainnya akan menyusul. Seperti diketahui LCGC
dirancang dengan spesifikasi kendaraan hemat bahan bakar dengan ketentuan 1
liter bisa dipakai untuk 20 Km. Mobil ini juga harus memenuhi syarat batas
kandungan komponen lokal.
Para pengusaha otomotif menjanjikan mobil murah ini adalah mobil yang
hemat energi dan mampu mengurangi pengunaan energi. Benarkah mobil-mobil ini
hemat energi atau dengan kata lain akan menghemat penggunaan energi dibanding
mobil biasa. Sepertinya konsep mobil murah bertolak belakang dengan konsep
hemat energi. Betapa tidak, dengan konsep mobil murah, maka jumlah orang yang
mampu membeli mobil akan semakin banyak. Pertumbuhan mobil akan terus meroket,
dengan pertumbuhan mobil yang besar, kebutuhan akan energi juga akan terus
meningkat. Jadi tidak benar kalau mobil murah ini hemat energi. Secara teknis
memang penggunaan bahan bakar mobil ini lebih hemat dibanding dengan mobil
biasa. Tetapi, dengan konsep mobil murah akan membuat laju pertumbuhan
kendaraan mobil semakin tinggi, artinya akan meningkatkan kebutuhan akan
energi.
Pengamat Transprtasi, Darmaningtyas, menyatakan, apa yang menjadi
kebijakan pemerintah pusat itu, justru tak berbanding lurus dengan pengentasan
kemacetan dan juga upaya untuk menghemat energi.
“Mau hemat energi kok malah
bikin mobil murah, kalau mau hemat enenrgi bikin tranportasi murah, kereta
baru, bus baru. Bukan untuk mobil murah," ujarnya. Karena itu, Darmaningtyas menuding apa yang
telah ditentukan saat ini hanyalah akal-akalan perusahaan otomotif agar
mendapat izin dari pemerintah untuk memproduksi mobil baru. "Pemerintah
sudah memfasislitasi perusahaan otomotif. Untuk menguntungkan pengusaha
industri saja. bohong saja itu kalau mereka bilang penghematan energi,"
tegasnya.
Dengan diproduksinya mobil murah tersebut, sambungnya, energi berupa
bensin yang menjadi bahan bakar mobil murah itu justru semakin menguras
kesedian saat ini yang terus menipis. Bayangkan sekarang sudah ada 50 ribu mobil
murah siap jual, dalam kurun satu tahun lagi, berapa banyak mobil murah yang
akan memenuhi jalanan. Ini akan semakin membuat konsumsi energi akan terus
mingkat, kemacetan akan semakin parah. Kebijakan mobil murah, adalah
akal-akalan untuk memberikan izin pada perusahaan otomotif untuk melancarkan
strategi promosinya guna menigkatkan penjualan mobil. Kebijakan tersbut, bukan
kebijakan yang bertujuan untuk menghemat penggunaan energi atau mengurangi
kemacetan. Sangat jelas kalau pemerintah memihak kepentingan pengusaha,
daripada memikirkan nasib rakyat yang semakin menderita dengan harga energi
yang terus meningkat, akibat jumlahnya yang semakin terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar